Rajah Rumpaka
Ahmad Suya
7/18/20251 min read


RAJAH
Dalam kiprah manusia mencari keheningan dalam bina suasana hati menghadap ke Sang Kholik
pencipta makhluk dan alam semesta, berbagai cara dilakukan seseorang secara individu atau
berkelompok. Hal tersebut tidaklah lepas dari adat tradisi atau kebiasaan di suatu daerah tersebut.
Berawal dari hal tersebut maka penulis mencoba berilustrasi mengenai RUMPAKA RAJAH dalam
pendalaman kalimat yang tertera pada bait:
Bubuka Rajah:
Rajah Siliwangi
Pun sapun kanu Maha Agung
Nu kagungan kun payakun
Jleg ngadeg bral gumelar sakawasana
Dilangit pating karetip
Didunya pating kumelik
Gemelar di alam lahir
Bari muji syukur ka Hyang Agung
Ucapna alhamdulillah
Rajah dunga dunga rajah
Rajah munah maring Alloh
Dina ati anu wening
Dina rasa nu rumasa
Dina iman dina islam
Ya Muhammad Rosululloh
Alloh hu akbarTurun ti gunung lumungsur
Rek nepungan Prabu Siliwangi
Nu murba di Pajajaran
Nepungan kaseuweu siwi
Seuwe siwi abdi seni
Mugia gunulur bagja.
Itulah rumpaka rajah bubuka
yang biasa dilantunkan pada awal permulaan suatu kegiatan berkesenian atau pagelaran lainnya.
Jelas tertera pada kalimat bait tersebut adalah sebuah pengabdian segenap hati dan pikiran untuk
mengheningkan cipta kepada Sang Maha Pencipta Alloh SWT.
Tidak ada kekuatan makhluk apapun di dunia ini selain Alloh SWT sebagai Sang Kholik dalam
kalimat KUN PAYAKUN.
Dan sebagai penghormatan kepada wang Prabu Siliwangi sebagai leluhur Sunda yang sangat
berjasa pada bangsa Sunda umumnya. Sebagai raja yang berkepribadian luhur, arif dan bijaksana,
yang melahirkan keturunan raja-raja selanjutnya yang berjaya di buana.
Itulah ringkasan cerita yang waya sampaikan semoga bermanfaat.
Medang Kahyang Mandalaherang
Ahmad Suya
Pelatihan
Kami menyediakan pelatihan untuk terapis profesional.
Manajemen
Terapis
085793355942
© 2025. All rights reserved.