Sejarah GMRJ
Menceritakan perjalanan Gusmus Raksa Jasad dari awal berdiri.


Generasi Awal
Generasi Awal Sejarah dan perkembangan Gusmus Raksa Jasad






Generasi Kedua
Generasi Kedua Sejarah dan perkembangan Gusmus Raksa Jasad




Generasi Ketiga
Generasi Kedua Sejarah dan perkembangan Gusmus Raksa Jasad
Generasi Awal


± 617 M Seorang musafir bernama Maulana Malik Ibrahim, yang berasal dari Yatsrib melakukan perjalanan melalui Gujarat ke Barus Sumatera (± 637 M) dengan membawa Kitab bernama Hayatul Fattah.
Pada tahun 641 M Maulana Malik Ibrahim melanjutkan perjalanan ke salaka Nagara. Pada satu masa bertemu dgn Brata dewa 7 yang mempunyai ageman / ilmu Sapta daya ing raga sampurna di hulu sungai Citarum dan pada waktu itu penduduk sedang terkena wabah penyakit. Maulana Malik Ibrahim dan bratadewa 7 berhasil menanggulangi wabah penyakit tersebut dan juga berhasil memulihkan perekonomian ditempat tersebut.
Atas keberhasilannya mengatasi wabah penyakit tersebut, Maulana Malik Ibrahim dan bratadewa 7 sepakat menyatukan isi kitab nabawadatala dan ageman saptadaya ing raga sampurna menjadi sebuah kitab yg bernama NABAWADATALA.
Hayatul Fatah adalah kitab yang berisi petunjuk hidup, berisi kalimat perintah dan larangan agar manusia menjadi abdi hidup untuk Tuhan Semesta Alam.
Hayatul Fatah mengajarkan bahwa Alloh SWT Tuhan Semesta Alam sebagai Perancang, Pemasti dan Pemelihara semesta alam termasuk isinya.
Hayatul Fatah diawali dengan 7 kalimat pembuka untuk menjaga semangat hidup dalam mengabdikan diri pada yang Kuasa.
7 Kalimat Pembuka tersebut dikenal dengan Sapta Pangriksa Waluya
Isi SAPTA PANGRIKSA WALUYA
(7 hal yang mewujudkan kesejahteraan)
JAGA HATE KU SUMANGET ANU GEDE
JAGA SORA KU WIRAHWA
JAGA BASA KU TATA KRAMA
JAGA GERAK KU RENCANA
JAGA ARAH KU GOTRA SAWALA
JAGA DIRI SUPAYA TEU INGKAR JANJI
RIKSA SAKABEHNA KU PIWURUK ANU MAHA WERUH


Kitab Hayatul Fattah
Generasi Kedua


Dasar-dasar aturan Nabawadatala di revisi oleh Eyang Prabu Adji Putih dengan nama Buk Cipaku (Babad Darmaraja) dengan aturan yang dikenal dengan :
1. Cikahuripan
2. Cikajayaan
3. Cikawedukan
4. Cikaimbuhan
5. Cisundajaya
6. Cimaraja
7. Cilemahtama
721 M – 778 M Prabu Tajimalela penerus aturan Prabu Adji Putih dan Prabu Tajimalela menyempurnakan “Babad Darmaraja” menjadi Elmu Kasumedangan Insun Medal Insun Madangan . Keilmuan ini secara turun temurun menjadi pegangan raja-raja Sumedang Larang.
Generasi Ketiga


Pangeran Kornel / Pangeran Kusumahdinata 1791 – 1810 menitipkan buku Nabawadatala Raksa Jasad kepada Buyut Eleng 1810 – 1955 (tabib kerajaan Sumedang Larang), sepeninggal buyut Eleng Kitab Raksajasad di titipkan ke Ki Madharo dan kemudian Kitab tersebut di Titipkan ke Pa Sutiarna 1965 – 1995.
1995 Agus Muslim anak ke 5 dari Pa Sutiarna mempelajari kitab tersebut dan pada tahun 1997 beliau mulai mengamalkan keilmuan tersebut dan mengajarkan ke banyak orang, agar ilmu pengobatan leluhur dapat di lestarikan dan di pertahankan keasliannya.
Tanggal Bersejarah
Milad Gusmus 27 November 1979
Pendirian Yayasan Nursunda GM 05 September 2014
Pendirian PT Panca Tunggal Wibawa 31 Januari 2017
Pendirian BMT Rahayu Kertaraharja 05 Pebruari 2017
Pendirian Receival 10 Oktober 2018
Pendirian PGRJ 12 Desember 2018
PGRJ ditetapkan oleh Kemenkes sebagai Perkumpulan yang dapat mengeluarkan Rekomendasi STPT
PGRJ diakui sebagai warisan budaya bangsa melalui pekan kebudayaan Nasional 01 November 2020
Peletakan Batu Pertama Poltekkes 11 November 2020
Pemberlakuan SKKK GMRJ oleh Kemenkes RI 29 Desember 2020
Terbitnya Lisensi LSP untuk GMRJ
Penetapan Raksa Jasad sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Pemungsian PT Manajemen Gusmus Raksa Jasad sebagai Holding Company Lembaga GM dan penetapan Anbiya Ananda Muslim sebagai Dirut 19 September 2024


Sejarah Gusmus Raksa
Menelusuri perjalanan Gusmus Raksa Jasad dari awal berdiri hingga menjadi yang terdepan.
Pelatihan
Kami menyediakan pelatihan untuk terapis profesional.
Manajemen
Terapis
085793355942
© 2025. All rights reserved.